(a very very late post, dalam rangka reminiscing si kembar udah mau ulang tahun BESOK... jadi inget pernah nulis artikel di TUM)
-------------------------------------------
Kami memang sudah rencana untuk punya anak lagi di tahun
2014, well sebenarnya dari tahun lalunya lagi sih saat anak pertama saya (El)
sudah berusia 3 tahun. Cuman karena “lupa” ke obgyn buat cabut IUD,
jadinya baru tahun 2014 deh. Itupun baru
beneran punya niat dan nyali yang akhirnya ke obgyn juga di bulan April.
Buat yang sama takutnya dengan saya duduk di kursi singgasana itu, percaya deh
menurut saya sih proses cabut IUD sangat amat cepat dan ngga sesakit
dibandingkan proses pemasangan :)
Setelah itu saya tetap menjalankan rutinitas biasa, bahkan
karena saya sudah mendaftar untuk mengikuti Half Marathon ke-2 saya di BMBM,
saya dan suami pun mendaftar klub lari JRR agar persiapan latihannya matang. Di sekitaran bulan Mei
Juni ini saya sempat menderita diare akut yang sama sekali membuat perut saya
tidak nyaman. Sembuh dari diare, saya masih suka merasa sakit perut, cuman saya
cuekin karena saya pikir itu efek “otot ketarik” dari latihan lari/yoga atau kaerna saya sempet maksain ikut race UI "RunforRiver" sejauh 10K.
(Sedang mencari referensi perencanaan keuangan dan investasi untuk keluarga? Simak tulisan2 di CatatanKeluargaMuda)
Hingga di suatu hari akhir bulan Juni, teman kantor saya menyarankan saya untuk segera testpack karena saya beum datang bulan di bulan itu. Hehehe, saya malah lupa udah datang bulan atau belum, untung memang periode kami mirip, makanya teman saya ingat. Beberapa hari kemudian, perut saya kembali sakit banget dan saya malah membuat janji dengan dokter umum langganan saya, entah kenapa saya malah ngga feeling hamil waktu itu. Tapi kemudian di tengah jalan, Tofan, suami saya yang menyuruh saya untuk beli testpack dan melihat dulu hasilnya, dan ternyata… hasilnya positif! :D dan kamipun langsung mengganti haluan menuju tempat praktek Obgyn saya :)
(Sedang mencari referensi perencanaan keuangan dan investasi untuk keluarga? Simak tulisan2 di CatatanKeluargaMuda)
Hingga di suatu hari akhir bulan Juni, teman kantor saya menyarankan saya untuk segera testpack karena saya beum datang bulan di bulan itu. Hehehe, saya malah lupa udah datang bulan atau belum, untung memang periode kami mirip, makanya teman saya ingat. Beberapa hari kemudian, perut saya kembali sakit banget dan saya malah membuat janji dengan dokter umum langganan saya, entah kenapa saya malah ngga feeling hamil waktu itu. Tapi kemudian di tengah jalan, Tofan, suami saya yang menyuruh saya untuk beli testpack dan melihat dulu hasilnya, dan ternyata… hasilnya positif! :D dan kamipun langsung mengganti haluan menuju tempat praktek Obgyn saya :)
Saat konsultasi dengan Obgyn, beliau hanya menanyakan kapan
terakhir saya datang bulan (yang tentu saja saya lupa karena tidak pernah
mencatat, tapi bisa juga diingat-ingat juga akhirnya) dan menurut hitungan
beliau, kandungan saya baru masuk 8 minggu. Saya pun disuruh datang 2 minggu
lagi karena kalaupun USG dilakukan pada malem itu belum akan terlihat apa-apa.
Dua minggu berselang dan aktivitas masih berjalan normal,
kecuali lari yang saya hentikan dulu karena perut saya masih suka terasa
seperti kram dan tidak nyaman. Ketika di USG sekilas, dr Ridwan (Obgyn saya), langsung
tersenyum sambil menatap saya dan Tofan dan dia langsung memberikan selamat (agak bingung karena saya kan udah tau pasti hamil)... Namun ketika alat USG
ditempelkan lagi di perut saya, baru tampak jelaslah terdapat dua kantung plasenta,
dimana ada 2 bayi dan 2 detak jantung di sana :’)
Haru, senang, kaget, semuanya campur aduk saat itu… Magical
moment banget deh, karena walau Tofan memang mempunyai gen kembar, tapi kami
sama sekali ngga menduga akan mendapatkan kali ini :’) Waktu kehamilan pertama
memang sempet mengharapkan kembar, namun kali ini beneran lupa :D Mmhh, I guess
I’m lucky and truly blessed J
Dr Ridwan menjelaskan 2 bulan terakhir perut saya ngga
nyaman ya karena plasenta dan organ dalam lainnya sedang dipersiapkan untuk tempat
bernaung si kembar dan saya diminta untuk tidak lari dulu (walau sebenernya
boleh-boleh saja) karena kehamilan kembar memiliki resiko yang dua kali lebih
besar dibanding kehamilan biasa. Ya ampun, berarti waktu lari 10K di Mapala UI
Mei lalu, tanpa sadar saya sudah membawa mereka lari hihihi jadi bye-bye deh persiapan BMBM :)
Yang saya rasakan selama kehamilan kembar hingga empat bulan
awal, perut saya ngga nyaman sama sekali, sering mual apalagi kalau mencium
bau-bauan (bau mobil pakai pengharum maupun tidak pasti mual dan ujung-ujungnya
memicu untuk muntah), muntah yang berlebihan, pusing yang pada akhirnya membuat
saya susah makan karena takut untuk dimuntahin lagi. Namun saya bersyukur, saya
tidak sampai dehidrasi dan perlu dirawat secara khusus walaupun berat badan
saya sempat turun sekitar 2-3 kg waktu itu. Dalam pikiran saya pokoknya perut
harus ngga boleh kosong, jadi kalau ada yang dikeluarin lagi ya harus diisi
lagi, minimal minum jus buah segar. Ngga heran dulu saya selalu membawa kantong
plastik kresek kemana-mana hehehe dan kalau ditanya ke teman-teman kantor, muka
saya dulu berantakan banget kaya zombie :p
Setelah empat bulan, nafsu makan sudah membaik, namun saya
masih suka merasa mual dan sering pusing. Untuk seorang yang omnivora seperti
saya, jadi susah makan tuh rasanya tersiksa banget, apalagi ngga nafsu makan
makanan favorit saya seperti mie. Yang membuat saya bisa makan adalah masakan
Indonesia yang digoreng dan harus dilengkapi dengan sambal yang pedas :D Saya
juga sempat melakukan cek darah dan hasilnya Hb saya memang tergolong rendah:
8-9 gr/dL (Hb normal untuk perempuan 12-16 gr/dL) dan tekanan darah saya selama
beberapa bulan tergolong rendah juga. Jadi ini juga penyebab saya sering merasa
pusing dan lemas. Ssst, sejak bulan ke-5, kalau mandi saya selalu duduk di
kursi karena takut oleng :p
Untunglah di bulan ke-7, Hb saya naik juga di angka 11 gr/dL
J Sejujurnya, I hate
being this weak. Padahal saya sempat
ingin mengikuti prenatal yoga privat untuk menjaga kebugaran, namun apa daya
kondisi saya seperti kurang mendukung dan badan kalo dibawa jalan kok rasanya
kaya beraaat banget (mmh, apa ini karena kehamilan kembar, udah 4 tahunan tdak
hamil atau memang faktor umur ya? Hehehe). Cobaan lainnya, sakit gigi menyerang
dari trimester kedua dan muncul lagi minggu lalu (saat usia kandungan 34
minggu), dimana salah satu gigi kiri atas patah dan gigi kanan bolong lagi,
huhuhu… Gigi saya memang keturunan jelek sih dan saat sebelum hamil memang dua
gigi itu sedang dirawat, cuman untuk keamanan, selama hamil hanya dirawat sementara
dulu karena takut obat yang diberikan terlalu keras. Dari sisi Obgyn sendiri,
dokter saya sebenarnya menyarankan untuk dirawat namun pertimbangannya,
sepertinya saya tidak cukup kuat untuk telentang lama dengan perut yang sudah
membesar di kursi selama pengobatan. Jadi pengobatan alternative selama ini
hanya kumur air garam dan apabila sakit banget boleh minum parasetamol yang
dosisnya rendah.
Apabila dibandingkan dengan kehamilan pertama, walau saya
merasa kehamilan kedua ini tidak segampang dan seaktif yang pertama, namun
tentu saja kadar excitementnya bisa dibilang sama atau mungkin lebih tinggi,
karena saya akan punya anak kembar, how cool is that? :) Ngga semua orang yang
memiliki keturunan kembar akan mutlak bisa hamil kembar kan? I just feel like
I’m luckily randomly chosen by God, so grateful beyond words! :) Salah satu yang membuat excited adalah menantikan jenis kelamin si kembar waktu
itu karena kehamilan saya termasuk kehamilan 2 sel telur sehingga bayi akan
tidak identic. Tapi ternyata hasil USG selama ini jenis kelamin si kembar
diconfirm adalah all boys :) Well deep down saya masih mengharap bisa berubah sih hihihi :p Hal lain yang
ngga kalah membuat saya terhibur dan bersemangat adalah komentar dari
orang-orang begitu tahu saya hamil kembar :)
Minggu ini, besok tepatnya, usia kandungan saya akan
memasuki minggu ke-35 dan saya bersyukur posisi bayi kiri sudah tidak sungsang
lagiJ
dan berat bayi1: 2.5kg dan berat bayi2: 2.7kg. Total berat badan saya sudah
70an kg hihihi J
Saya iseng googling kira-kira posisi si kembar bagaimana dan
menemukan gambar dari babycentre ini di google image… Wow, God is amazing ya!
:’) Can’t wait to meet them walaupun di sisi lain saya belum mau membayangkan
bagaimana repot eh serunya mengurus dua bayi sekaligus hehehehe… Will be fun
sih harusnya :D
Di minggu ke-36 nanti, dr Ridwan akan mengecek ketebalan
jahitan saya, karena dulu El lahir lewat operasi Caesar. Apabila ketebalan
masih cukup dan berat bayi juga masih dibilang normal, maka rencananya saya
ingin bisa melahirkan normal J
Tapi kalau memang tidak bisa, saya pasrah saja selama nanti proses kelahiran
bisa lancar, mudah, ngga begitu sakit dan semuanya sehat J
Demikian sharng pengalaman saya mengandung dua janin kembar selama hampir 35 minggu ini, terima kasih sudah membaca dan mohon dukungan doanya ya para mama yang baik hati agar saya bisa melahirkan dengan lancar... You will have no idea it will means a lot to me :)
Update:
- Saya melahirkan prematur matang di usia 36 minggu karena pecah ketuban dan posisi bayi kiri sungsang lagi (walau akhirnya bisa muter lagi), namun karena sudah kelamaan dan detak jantung bayi agak tinggi, makanya di-sectio lagi
- Confirm sesuai USG jenis kelamin dua-duanya cowo (ngga apa, kan jadi paling cantik sendiri dan banyak bodyguard)
- Berat bayi yang lahir pertama, yang kemudian kami namakan Jazz: 2.4kg diikuti oleh Max yang lahir 3 menit kemudian: 2.8kg.
- And yes, they are an obvious non-identical twin babies :D (satu putih, satu eksotis hehehe)